Wednesday, May 15, 2019

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS

LARUTAN ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS

A. Pengertian Larutan Elektrolit
elektrolit 1.jpg(sumber: www.bantubelajar.com)
Gambar di atas merupakan hasil pengujian daya hantar listrik terhadap:
(a) Larutan non elektrolit
(b) Larutan elektrolit lemah
(c) Larutan elektrolit kuat
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebabnya karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion.
Contoh Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
CTA.png
Kalau dilihat dari hasil pengujian larutan pada tabel di atas, kita bisa simpulkan bahwa larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, yaitu larutan amonia, larutan HCl, larutan cuka, air aki, air laut, air kapur, dan larutan H2S. Adapun larutan yang tidak menghantarkan arus listrik, yaitu larutan urea, larutan alkohol dan larutan glukosa.
Sekarang, coba deh perhatikan lagi data larutan yang bersifat elektrolit. Ternyata, ada larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji dan ada pula yang tidak. Tetapi, semuanya menimbulkan gejala hantaran listrik berupa adanya gelembung gas. Larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa lampu menyala dan membentuk gelembung gas disebut elektrolit kuatContohnya yaitu HCl, air aki, air laut, dan air kapur.
Adapun elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala tetapi menimbulkan gelembung gas termasuk elektrolit lemahContohnya yaitu larutan amonia, larutan cuka,dan larutan H2S. Lalu, kalian tahu nggak mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak?
Jadi, Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus elektron. Pada saat dilewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam larutan, seperti dihantarkan oleh kabel. Akibatnya, lampu pada alat uji elektrolit akan menyala.
Okay, supaya lebih jelas, berikut ini contoh larutan elektrolit dan non elektrolit, secara umum:
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Berbagai macam reaksi kimia tanpa kita sadari, begitu akrab dengan kehidupan kita.
  1. Pernahkah Anda melihat besi maupun seng berkarat?
  2. Benda perhiasan yang disepuh kembali karena warnanya yang pudar?
  3. Energi listrik yang ditimbulkan oleh aki kendaran bermotor?
  4. Atau yang lebih sederhana ketika kita mengupas buah apel, beberapa saat akan terjadi perubahan warna. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Semua kejadian atau peristiwa di atas merupakan contoh dari reaksi oksidasi atau reduksi yang akrab kita sebut sebagai reaksi redoks.
 
Sesuai dengan perkembangannya, ada tiga konsep untuk menjelaskan reaksi oksidasi reduksi (redoks). Konsep tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
  2. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.
  3. Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.

1. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen.

Reaksi Oksidasi

Berdasarkan konsep pertama, oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen. Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
#1 Perkaratan logam besi
Reaksi perkaratan logam besi:
4Fe(s) + 3O2(g) –> 2Fe2O3(s) [karat besi]
 
#2 Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, bensin, solar, LPG)
Reaksi pembakaran gas metana (CH4): akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) –> CO2(g) + 2H2O(g)
 
#3 Oksidasi glukosa (C6H12O6) dalam tubuh (respirasi). Di dalam tubuh, glukosa di pecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti carbon dioksida dan air.
C6H12O6(aq) + 6O2(g) –> 6CO2(g) + 6H2O(l)
 
#4 Oksidasi tembaga Cu, belarang S, dan belerang dioksida SO2:
Cu(s) + O2(g) –> CuO(s)
S(s) + O2(g) –> SO2(g)
SO2(g) + O2(g) –> SO3(g)
 
#5 Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan
#6 Minyak makan yang disimpan terlalu lama dan dalam kondisi terbuka akan menyebabkan bau tengik hasil dari pengikatan oksigen (teroksidasi)
#7 Menurut Anda, contoh apa lagi yang terkait dengan peristiwa oksidasi berdasarkan konsep pertama? Silakan tambahkan di sini !!
 
Zat yang mengikat oksigen kita sebut sebagai reduktor/pereduksi.
 
Berdasarkan contoh-contoh reaksi oksidasi di atas, maka reduktor untuk reaksi: 1) Besi Fe; 2) Metana CH4; 3) Glukosa C6H12O6; 4) Cu, S, SO2

Reaksi Reduksi

Berdasarkan konsep pertama, reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi). Adapun contoh yang terkait dengan reaksi reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
#1 Reduksi mineral hematit F2O3 oleh karbon monoksida CO
F2O3(s) + CO(g) –> 2Fe(s) + CO2(g)

#2 Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium Al
Cr2O3(s) + 2Al(s) –> 2Cr(s) + Al2O3(s)
 
#3 Reduksi tembaga(II) oksida CuO oleh gas hidrogen H2
CuO(s) + H2(g) –> Cu(s) + H2O(g)
 
#4 Reduksi SO3, KClO3, dan KNO3:
SO3(g) –> SO2(g) + O2(g)
3KClO3(s) –> 2KCl(s) + 3O2(g)
2KNO3(aq) –> 2KNO2(aq) + O2(g)
 
Zat yang melepas oksigen kita sebut sebagai oksidator/pengoksidasi.
 
Berdasarkan contoh-contoh reaksi reduksi di atas, maka oksidator untuk reaksi: 1) Hematit Fe2O3; 2) Kromium(III) oksida Cr2O3; 3) Tembaga(II) oksida CuO; 4) SO3, KClO3, KNO3.

2. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron.

Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal ini berlaku untuk ikatan kimia. Silakan Anda hubungkan dengan materi ikatan kimia kelas X semeser I.
 
Berdasarkan konsep yang kedua: oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah penerimaan elektron. Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
#1 Reaksi natrium dengan clorin membentuk natrium klorida NaCl
Oksidasi : Na –> Na+ + e [melapas 1 elektron]
Reduksi : Cl + e –> Cl [menerima 1 elektron]
————————————-
Na + Cl –> Na+ + Cl –> NaCl
 
#2 Reaksi kalsium dengan belerang membentuk calsium sulfida
Oksidasi : Ca –> Ca2+ + 2e [melepas 2 elektron]
Reduksi : S + 2e –> S2- [menerima 2 elektron]
————————————-
Ca + S –> Ca2+ + S2- –> CaS
 
Zat yang melepas elektron (oksidasi) disebut reduktor, sedangkan zat yang menerima elektron (reduksi) disebut oksidator.
 
3. Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi yang kompleks, sulit untuk menentukan spesi mana yang mengalami oksidasi dan reduksi. Contoh reaksi berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4 + H2C2O4 –> K2SO4 + 2MnSO+ 2CO2 + 4H2O
 

0 comments:

Post a Comment