FUNGI
Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air. Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof menyerupai sel hewan.
Karena beberapa sifat yang menyerupai tumbuhan menyebabkan secara tradisionil fungi dikelompokan ke dalam kingdom plantae. Namun karena keunikannya, klasifikasi modern mengelompokan fungi ke dalam kingdom tersendiri yang terpisah dari kingdom plantae dan kingdom animalia.
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya.
Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat fisiologi fungi disebut mikologi. Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti cendawan (fungi yang berbentuk payung) dalam bahasa Yunani.
Seperti telah disebutkan, fungi merupakan organisme heterotof sehingga memerlukan bahan organik dari luar untuk kebutuhan nutrisinya. Sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang telah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Disamping itu hasil penguraian dari fungi saprofit ini dapat menghancurkan atau menguraikan sampah, kotoran hewan, dan bahan organik lainnya, sehingga tidak terjadi penumpukan dari bahan organik mati tersebut.Menurut Gandjar dkk (2006) : jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual.
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Secara Umum
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) adalah yang sifatnya eukariotik dan tidak berklorofil. jamur (fungi) ini reproduksi dengan secara aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya ditempat-tempat yang berlembap, air laut, air tawar, ditempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang membentuk lumut (lichenes).
Klasifikasi Jamur
Berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya jamur dibagi menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi secara generative (seksual), yaitu:
- Divisi Zygomycota
- Divisi Ascomycota
- Divisi Basidimycota
- Divisi Deuteromycota
Divisi Zygmycota
Ciri-ciri Zygmycota :
- Tubuh terdiri atas hifa tak bersekat dan banyak inti sel
- Menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual
- Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi
- Dinding sel mengandung zat kitin
- Tidak memiliki tubuh buah
- Bersifat multiseluler
- Reproduksi vegetatif / aseksual dengan cara membentuk spora vegetatif / spora aseksual yaitu sporangiospora terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung serta ada juga secara seksual dapat terjadi bila kondisi lingkungan kering dan tidak menguntungkan.
Zygomycota dapat membentuk alat reproduksi secara seksual yang berupa zigosporangium dengan dinding tebal sehingga dapat tahan dengan kondisi kering atau pada lingkungan yang buruk. Zigosporangium secara metabolis tidak aktif sehingga dapat tahan pada kondisi beku dan kering.
Akan tetapi, setelah kondisi lingkungan membaik, maka sporangium yang mengandung zigospora akan berkecambah dengan menghasilkan sporangium yang didalamnya terdapat spora seksual. Jamur Rhizopus sp. memiliki rizoid dengan fungsi yang menyerap nutrisi dan hifa horizontal yang disebut dengan stolon.
Cara Hidup Zygomycota
Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai) di tanah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan seperti tempe, nasi dan roti. Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis mutualisme pada akar tumbuhan dengan membentuk mikoriza.
Hubungan simbiosis mutualisme Zygomycota dengan tumbuhan adalah Zygomycota akan memperoleh nutrisi yang berupa zat organik yang berasal dari inang tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat meningkatkan penyerapan air dan mineral yang berasal dari dalam tanah.
Daur Hidup Zygomycota
Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi yang dilakukan secara aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung, sedangkan pada reproduksi yang dilakukan secara seksual terjadi pada kondisi lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.
Reproduksi Aseksual Zygomycota
Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan juga terpisah dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa akan terbentuk sporangiofor yang ujungnya terdapat sporangium (kotak spora). Didalam sporangium terjadi pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan sporangiospora yang berkromosom haploid (n).
Reproduksi Seksual Zygomycota
Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara pembentuk spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.
Contoh Jamur Zygomycota dan perannya
- Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
- Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe.
- Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
- Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
- Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
- Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.
Anggota jamur pada devisi Zygomycota disebut dengan fungi zigot. Sejumlah ahli mikologi telah mendeksripsikan sekitar 600 fungi zigot. Contoh Jamur Zygomycota adalah Rhizopus sp, Mucor sp, dan Pilobolus. Beauveria bassiana, Metarrhisium anisopliae.
Divisi Ascomycota
Ciri-ciri Ascomycota :
- Hidup saprofit, parasit atau bersimbiosis
- Tubuhnya ada yang uniseluler seperti Saccharomyces dan ada yang multiseluler dengan hifa bersekat dan bercabang-cabang.
- Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan oleh struktur yang disebut konidium sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk askospora di dalam askus. Umumnya askus tersebut dibentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp.
Daur Hidup Ascomycota atau Reproduksinya
Didalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler ataupun multiseluler yang dapat bereproduksi dengan secara aseksual (vegetatif) serta juga reproduksi demham secara seksual (generatif). Berikut ini adalah uraian reproduksi secara aseksual serta juga seksual.
Reproduksi Aseksual Ascomycota
Ascomycota Uniseluler
Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan dengan melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas tersebut akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak terlepas maka sel tunas tersebut akan membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).
Ascomycota Multiseluler
Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh angin yang disebut konidia. Konidia mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n). Hifa akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).
Divisi Basidimycota
Divisi Basidiomycota beranggotakan sekitar 25.000 spesies. Jamur ini mudah dikenal karena umumnya memiliki tubuh buah seperti payung. Walaupun sebagian jamur divisi ini dapat dikonsumsi, beberapa jamur dapat pula mematikan.
Beberapa anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang. Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma (Waluyo, 2010).
Basidiomycota umumnya melakukan reproduksi secara seksual dalam siklus hidupnya. Basidiomycota melakukan konjugasi dalam kondisi yang menguntungkan dan membentuk miselium. Di bagian bawahnya terdapat bentuk seperti insang yang memproduksi sel diploid yang disebut basidia. Basidia membentuk basidiospora melalui meiosis dan melepaskan miliaran basidiospora ke udara atau ke air (Pratiwi, 2008).
Contoh Spesies Divisi Basidimycota
- Puccinia Graminis
- Jamur Merang (Volcariella Volvacea)
- Ustilago maydis
- Jamur Kuping
- Amanita Muscaria
Divisi Deuteromycota
Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga (Mueller, 2004).
Fase pembiakan pada monilia sp., yaitu secara vegetative kemudian diteliti ternyata juga terdapat fase generatif. Setelah diketahui fase generatifnya, kemudian jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa (Mueller, 2004).
Reproduksi generative Monilia sp., dengan menghasilkan askospora. Askus-askus yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung delapan spora. Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain : Chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya lokanol dithane M-45 dan copper Sandoz.
Contoh jamur Divisi Deuteromycota
- Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan gula tinggi.
- Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.
- Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.
Ciri ciri Jamur
Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.
- Mempunyai spora
- Memproduksi spora
- Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
- Berkembang biak secara seksual dan aseksual
- Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan mannan.
Fungi merupakan organisme yang menyerupai tanaman namun memiliki perbedaan, yaitu:
- Tidak memiliki klorofil
- Mempuyai dinding sel dengan komposisi berbeda
- Berkembang biak dengan spora
- Tidak miliki batang, cabang, akar, dan daun
- Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
- Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian.
Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu membentuk tubuh buah.
Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang yang bersifat prasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.
Manfaat Jamur
- Sebagai Bahan Makanan
- Sebagai Bahan Obat-obatan
- Sebagai Dekomposer
REPRODUKSI JAMUR
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi.
Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell 2003).
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
- 1) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
- 2) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
- 3) Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
- 4) Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.
Peranan Jamur Bagi Manusia
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology.
Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk alami dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat.
0 comments:
Post a Comment